7 Bentuk Kekerasan Verbal Yang Harus Dihindari Pada Saat Mendidik Anak

Jenis Kekerasan Verbal Yang Harus Dihindari Saat Mendidik Anak

Sayangnya, masih belum banyak orang tua yang menyadari telah melakukan kekerasan verbal terhadap anaknya. Faktor rendahnya pengetahuan tentang edukasi anak sering menjadi hambatan, kenapa masalah ini terus berputar seperti lingkaran setan.

Kekerasan itu bukan cuma berbentuk fisik, yang bentuknya memang bisa dilihat dari mata indera. Ada juga kekerasan verbal yang berpengaruh pada kondisi mental anak. Perkataan adalah pedang. Orang tua yang menggunakan kata-kata suportif, akan direspon anak dengan positif, namun ketika orang tua membiasakan kata-kata emosional, anak pun akan merasa tertekan.


Bentuk Kekerasan Verbal Yang Harus Dihindari Pada Saat Mendidik Anak

7 Bentuk kekerasan verbal yang harus dihindari saat mendidik anak sebagai berikut:
  • Membentak anak.
  • Berprasangka buruk kepada anak
  • Tidak mendengarkan keinginan anak.
  • Mengancam anak.
  • Melakukan tindak Body Shaming.
  • Membandingkan anak dengan orang lain.
  • Memberikan labeling buruk pada anak.
Untuk lebih lengkapnya mengenai jenis-jenis kekerasan verbal yang seharusnya dihindari orang tua, silakan simak ulasan berikut ini.

Membentak anak

Orang tua yang merasa jengkel karena melihat anaknya tidak menurut, kebanyakan akan membentak anak yang disebabkan karena emosi. Jika dilakukan 1 - 2 kali tidak masalah, karena anak perlu untuk menuruti perintah orang tua. Berbicara agak keras ditujukan untuk memperlihatkan superioritas dari orang tua, dan untuk menarik perhatian anak.

Yang jadi masalah adalah membentak anak secara terus-menerus. Apalagi dengan alasan yang kurang tepat. Nafa yang keras bisa mengganggu emosional anak. Mereka bisa saja jadi takut, cemas dan sulit mengeluarkan ekspresi karena bayangan dibentak orang tua.

Berprasangka buruk kepada anak

Jangan terburu-buru menjustifikasi anak bila belum menemukan indikasi kesalahan yang kuat. Masih banyak orang tua yang cepat menyalahkan anak dan menganggap anaknya nakal, padahal kesalahannya Belum tentu berasal dari anak. 

Penting untuk mengajarkan anak berdialog, memberi ruang untuk mengutarakan alasan. Perlu diketahui kekerasan verbal bukan hanya membentak anak, menuduh anak juga termasuk didalamnya. Dikhawatirkan anak setelah dewasa akan lebih mudah menyalahkan orang dan tidak mau dikritik. Hal ini diakibatkan adanya trauma pada masa lalu.

Tidak mendengarkan keinginan anak

Kekerasan verbal yang sering tidak disadari saat mememilki anak yang beranjak dewasa adalah berbeda pendapat. Anak dan orang tua memiliki pandangan masing-masing dalam menilai suatu hal. Namun masalah terjadi adalah ketika orang tua tidak mau mendengarkan pendapat anak, karena alasan tidak mau digurui. Padahal paham seperti ini adalah keliru.

Hubungan komunikasi yang baik antara orang tua dan anak akan meningkatkan chemistry dan meminimalisir perdebatan. Perlu adanya sikap saling memahami. Agar orang tua tahu apa yang diinginkan dan sebaliknya.

Mengancam anak

Kekerasan verbal pada anak yang tak jarang menjadi penyebab kekerasan fisik, kegiatan mengancam anak, menggunakan kata-kata provokatif pada anak bukanlah sesuatu yang disarankan dalam dunia parenting. Hal ini sering dilakukan oleh orang tua yang jengkel, misal saat anak tidak melakukan sesuatu yang diperintahkan. Seperti tidak mau sekolah, tidak mau bersih-bersih, rewel dan sebagainya.

Emosi orang tua bisa saja tidak terkontrol, dan melakukan ancaman. Misal membentak atau memukul anak. Orang tua perlu melakukan tindakan yang lebih lembut, menekankan kasih sayang agar anak cepat menurut.

Melakukan tindak Body Shaming

Body Shaming merupakan isu psikologi yang sedang ramai diperbincangkan. Menggunakan ucapan ejekan yang ditunjukkan pada kondisi fisik seseorang adalah hal yang tak patut dilakukan. Karena bisa menyebabkan terganggunya mental seseorang.

Body Shaming ini harap bisa diperhatikan orang tua agar tidak melakukannya pada anak-anak. Meskipun niatnya bercanda tapi isu ini sudah termasuk kekerasan verbal. Ucapan seperti " Kamu dekil, Badan terlalu berat, badanmu seperti gentong" itu termasuk body shaming yang tidak dilakukan.

Membandingkan anak dengan orang lain

Hal yang keliru jika orang tua menghadapi anaknya dengan membandingkannya dengan anak lain. Ini kerap terjadi dan seakan sudah menjadi kebiasaan oleh tua, ketika anak nilainya jelek langsung menganggap anaknya bodoh tidak seperti anak tetangga. 

Membandingkan anak dengan orang lain, akan membuat anak semakin tidak percaya diri, kehilangan kepercayaan dengan orang tuanya.

Memberikan labeling buruk pada anak

Kekerasan verbal yang tidak boleh dilakukan orang tua kepada anak selanjutnya adalah memberikan labeling negatif. Jangan pernah mencap anak dengan kata-kata " Bodoh, Kurang Ajar ", dan sejenisnya. Meskipun hanya perkataan, nyatanya bisa mempengaruhi alam bawah sadar anak. Tidak ada anak yang bodoh, tidak anak yang jahat. Kalau orang tua terus melabeli anak dengan hal buruk. Maka itu akan mensugesti anak untuk melakukan hal demikian.

Sumber Foto: Theasianparent.com

Penulis : Habib Kurniawan
Editor : Arya WB
Posted by : Arya WB
Saria Bakti

Seorang Blogger sejak 2015. Senang berbagi informasi yang dapat meningkatkan Imunitas Tubuh.

إرسال تعليق

أحدث أقدم