Tutorial memasang instalasi Sistem Fertigasi Hidroponik Tanaman Gantung

Sistem Fertigasi Hidroponik Tanaman Gantung ditujukan untuk penyiraman. Dengan menggunakan Sistem Fertigasi ini tanaman bisa disiram secara otomatis baik secara gravitasi maupun dengan bantuan pompa. Sebelum membaca tutorial ini lebih lanjut ada baiknya kawan membaca postingan sebelumnya berjudul: Unik, Kreatif Banget ! Bukan Tanaman Hidroponik Tapi Tanaman Gantung Ini Disiram Dengan Sistem Fertigasi.

Sistem Fertigasi Hidroponik Tanaman Gantung
Sistem Fertigasi Hidroponik pada Tanaman Gantung

Postingan kali ini sebagai kelanjutan dari postingan tersebut. Supervba berharap dengan tutorial ini bisa membantu kawan-kawan untuk mencobanya.


Baca jugaUnik, Kreatif Banget ! Bukan Tanaman Hidroponik Tapi Tanaman Gantung Ini Disiram Dengan Sistem Fertigasi

Tutorial memasang instalasi Sistem Fertigasi Hidroponik Tanaman Gantung

Berikut garis besar alat dan bahan yang diperlukan untuk membuat penyiraman otomatis untuk tanaman gantung menggunakan Sistem Fertigasi Hidroponik.
  • Tandon berupa profil tank
  • Pompa air (DAP)
  • Pipa PVC ½”
  • Sambungan pipa PVC ½” (Elbow ½” dll)
  • Klem pipa PVC ½” (bahan besi/plastic)
  • Stop kran ½”
  • Bor listrik/Palu
  • Bor Obeng
  • Skrup ficher 2-3 cm/paku
  • Mata bor tembok ukuran 4 mm
  • Mata bor besi ukuran 6 mm
Pengerjaan instalasi Sistem Fertigasi Tanaman gantung ini dilakukan oleh Guru dengan bantuan siswa-siswa. Jadi, selama siswa-siswa mengerjakan instalasi ini di bawah pengawasan guru.

Tahap-tahap Instalasi Sistem Fertigasi Tanaman Gantung

Nah, tahap-tahap instalasi sistem fertigasi tanaman gantung sebagai berikut.

1. Menyiapkan Tandon Air

Tandon diperlukan untuk menampung air yang akan digunakan dalam penyiraman. Tandon dapat dipilih sesuai kondisi. Pada tutorial ini menggunakan tandon berupa Profil Tank (PT) dengan kapasitas 1.100 liter. Tempatkan tandon pada posisi setinggi mungkin agar dapat memaksimalkan tekanan atau daya dorong air. Jika posisi air pada tandon lebih tinggi dari tanaman gantung tentu Sistem Fertigasi akan berjalan lebih optimal.

Contoh tandon berupa Profil Tank kapasitas 1.100 L

2. Instalasi Pompa


Pompa yang digunakan bisa berjenis pompa DAP maupun pompa celup. Jenis pompa disesuaikan dengan kondisi.


Pada ujicoba yang Supervba lakukan ini menggunakan 2 (dua) buah pompa DAP. Pompa utama digunakan untuk pengisian tandon. Sedangkan pompa kedua digunakan untuk pengisian tandon sekaligus pompa dorong untuk sistem fertigasi tanaman gantung. Lihat pompa DAP kecil pada gambar di bawah !.


Mengapa ujicoba ini memerlukan pompa dorong?

Pada ujicoba ini, Tandon/Profil Tank ditempatkan pada media setinggi 1,3 meter. Saat Profil Tank penuh maka tinggi air mencapai 2,5 meter. Sedangkan ketinggian pipa di lisplank bangunan adalah 2,8 meter. Meskipun posisi air saat tandon penuh lebih rendah (-0,3 meter) namun penyiraman bisa berlangsung dengan baik dan optimal.

Pompa dorong membantu penyiraman tanaman gantung untuk kondisi berikut.

  • Air di tandon kurang mencukupi sehingga tekanan oleh gaya gravitasi menjadi turun.
  • Menjangkau tanaman gantung pada jarak yang lebih jauh.
  • Menaikkan air ke pipa di lisplank pada lajur bangunan yang lebih jauh.

Instalasi Sistem fertigasi (Lajur Kanan)
Foto di atas memperlihatkan instalasi sistem fertigasi tanaman gantung di Lajur Kanan bangunan. Lajur ini berada pada jarak sekitar 50 meter dari tandon jika diukur berdasarkan panjang pipa yang menghubungkan keduanya. Lajur ini membutuhkan dorongan lebih apalagi saat profil tank tidak penuh. Sehingga selain gaya gravitasi juga butuh dorongan oleh pompa DAP.

3. Pasang instalasi pipa pada lisplank



Pipa berukuran ½ inch dipasang di seluruh lisplank yang ada tanaman gantungnya. Pipa ½ inch ditempelkan pada lisplank menggunakan klem pipa ½ inch berbahan besi dan skrup fischer 2-3 cm atau paku. Pada ujicoba ini Supervba memilih menggunakan skrup fischer supaya lebih mudah dibuka/dilepas jika sewaktu-waktu ada rehab bangunan.



Baca jugaPembelajaran menanam tanaman Hidroponik Kepada Siswa Sekolah



Untuk lisplank berbahan Eternit atau Fibersemen (GRC Board), pemasangan klem pipa menggunakan mata bor tembok 4 mm. Bor lisplank menggunakan mata bor 4 mm sedalam 0,5 cm kemudian pasang skrup fischer dengan panjang 2-3 cm menggunakan bor obeng.

Klem pipa 1/2' pada lisplank Eternit

Selain bor listrik, alat bantu yang bisa digunakan seperti obeng dan bor obeng.


4. Pasang Selang PE pada Pipa



Untuk memasang selang PE 7 mm diawali dengan membuat lubang pada pipa ½ inch menggunakan mata bor besi 6 mm. Pemasangan selang PE 7mm ini tidak menggunakan Nepple 7 mm melainkan langsung dimasukkan ke lubang bor. Setelah lubang berhasil dibuat, selang PE dimasukkan ke dalam lubangnya. Untuk memudahkan proses ini, ujung selang PE yang akan dimasukkan digunting sedikit dengan posisi miring. Jika masih kesulitan, dapat menggunakan bantuan benda lain misalnya gunting untuk bantu mendorong selang PE 7 mm supaya bisa masuk dengan sempurna.


Pemasangan selang PE dapat menggunakan neple dapat juga tidak. Pada ujicoba ini Supervba tidak menggunakan Neple 7 mm.


5. Pasang Stick Dripper pada Selang PE

Setelah selang PE 7 mm terpasang, selanjutnya memasang stick dripper untuk meneruskan air ke tiap-tiap tanaman gantung. Pasang stick dripper pada selang PE secara sempurna hingga mentok supaya tidak bocor.


6. Sambung instalasi pipa di lisplank dengan instalasi pipa dari tandon


Instalasi Sistem fertigasi (Lajur Kiri)

Setelah instalasi pipa di lisplank selesai terpasang, kemudian menyambungkannya dengan instalasi pipa dari sumber air. Di sini dipasangi stop kran ½ inch.


Baca jugaMenarik ! Mudahnya Membuat Lampion Dari Gelas Plastik Untuk Memperindah Sekolah


7. Uji coba penyiraman otomatis sistem fertigasi

Setelah semua instalasi sistem fertigasi selesai dipasang selanjutnya melakukan ujicoba. Ujicoba dilakukan untuk melihat dan memeriksa beberapa hal berikut.

  • Air dapat/tidak dapat naik ke instalasi pipa di lisplank.
  • Air keluar/tidak keluar dari stick dripper.
  • Ada/tidak ada kebocoran sambungan pipa termasuk pada stop kran.
  • Ada/tidak ada kebocoran sambungan pipa dengan selang PE.
  • Debit/jumlah tetesan air dari stick dripper merata/tidak merata
  • Air dapat menyiram semua tanaman gantung.


Air keluar dari Dripper
Ujicoba sistem bisa dikatakan berhasil saat air sudah terlihat keluar dari kepala Dripper.

8. Pengeleman sambungan pipa

Setelah memastikan instalasi sistem fertigasi tanaman bunga gantung berjalan baik maka sebaiknya setiap sambungan pipa direkatkan dengan lem.

9. Pengaturan jumlah tetesan/debit air

Setiap hari perlu diperhatikan jumlah tetesan/debit air yang keluar dari stick dripper. Ini bertujuan agar semua tanaman yang ada di bunga gantung bisa tersiram dengan baik dan tidak berlebihan.

Untuk lebih jelasnya bisa simak Video Tutorial memasang instalasi Sistem Fertigasi Hidroponik Tanaman Gantung berikut.

Cooming soon....

Saat ini instalasi sistem fertigasi yang sudah berjalan membentuk Huruf U. Jadi ada 3 lajur yaitu lajur kiri, tengah dan kanan. Namun air naik ke sistem melalui lajur kiri dan kanan bangunan. Lajur tengah hanya menerima kiriman air dari lajur kiri atau kanan.

Sistem Fertigasi Tanaman Gantung Lajur Tengah

Tutorial di atas disusun berdasarkan kondisi yang Supervba dapati saat ujicoba sistem. Dengan harapan bisa dijadikan referensi untuk instalasi. Silahkan kawan sesuaikan dengan kondisi yang ada di tempat masing-masing.

Saria Bakti

Seorang Blogger sejak 2015. Senang berbagi informasi yang dapat meningkatkan Imunitas Tubuh.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama