Cara Mendeteksi Dan Mengatasi Anak Terlambat Bicara

Cara Mendeteksi Dan Mengatasi Anak Terlambat Bicara

Fase balita adalah Fase dimana anak sedang sangat berkembang baik dari segi fisik hingga kecerdasannya. Termasuk pada cara anak berkomunikasi.

Dalam Ilmu Psikologi perkembangan, anak sebenarnya sudah mulai belajar bicara semenjak ia dilahirkan. Meskipun masih dalam bentuk ocehan. Semakin beranjak dewasa, anak akan belajar mengucapkan kata hingga tingkatan, dimana ia bisa berbicara fasih selayaknya orang dewasa

Cara Mendeteksi Dan Mengatasi Anak Terlambat Bicara

Dalam kasus tertentu, mungkin saja anak mengalami keterlambatan bicara, atau dalam istilah formalnya disebut speech delay. Menurut penelitian dari psicology today setiap tahun ada 5 - 15 % bayi dilaporkan mengalami masalah bicara. Kadangkala orang tua merasa kesulitan untuk mendeteksi, apakah si buah hatinya mengalir keterlambatan bicara.

Tapi, sebenarnya orang tua bisa mengamati perkembangan bicara anak berdasarkan umurnya. Berikut ini kami paparkan detailnya 

Anak usia dibawah setahun

Anak yang berumur kurang dari 12 bulan, normalnya sudah mulai belajar bergumam atau berceloteh. Menandakan mereka ingin berkomunikasi dengan orangtuanya. Pada usia 9 bulan, anak biasanya belajar melafalkan beberapa kata dasar seperti: pa-pa, ma-ma. Indera pendengaran mereka sudah mulai aktif, untuk menirukan Berbagai suara yang sering ia dengar. Anak juga mulai mengerti tentang nama-nama benda, namun mereka belum sepenuh fasih dalam segi mengungkapkan.

Anak Usia 12 - 15 Tahun

Di usia tersebut normalnya anak bisa mengkombinasikan huruf vokal dan konsonan dan perbendaharaan mereka soal huruf dan kata semakin luas. Anak bisa mengucapkan kata berawalan N, K, D, B dan sebagainya. Anak bisa meniru perkataan orang tuanya, mengkombinasikan 2 kata bahkan lebih. Anak juga memiliki kemampuan memahami maksud dari kata yang ia ucapkan. Di umur ini, anak bisa belajar instruksi sederhana seperti:  " Aku mau pipis " , " Aku lapar" , " Ambilkan botol" dan sebagainya.

Anak Usia 18 - 24 Bulan

Anak yang hampir menginjak 2 tahun, idealnya sudah mampu memahami dan mengucapkan 50 kata. Mereka bisa menyebutkan nama orang tua, menyebutkan benda-benda yang sering ia pakai, mampu mengidentifikasi sebuah gambar, dan bisa menyebutkan namanya sendiri dan anggota tubuhnya.

Anak 18 - 24 tahun idealnya bisa menyusun kata menjadi kalimat sederhana. Dan memiliki kemampuan memahami instruksi yang lebih baik dari tingkatan umur sebelumnya.

Anak Usia 2 - 3 Tahun

Perkenalkan bicara anak pada usia ini, seharusnya berjalan pesat. Anak mulai efektif menggunakan komunikasi lisan. Mereka memahami kosa kata sehari-hari, mengembangkan kata menjadi kalimat. Anak akan lebih banyak berbicara, mampu mengkomunikasikan perasaan dan keinginannya. 

Beberapa pemahaman yang lebih kompleks seperti kanan, kiri, atas , bawah, dan besar kecil , bisa dipahami dengan baik oleh anak pada usia 2 - 3 tahun.

Bila ditemui, anak tidak mencapai perkembangan level berbicara sesuai umurnya, bisa jadi anak memang mengalami speech delay. Ada anak yang punya kemampuan bahasa yang lamban, ia bisa mengucapkan kata, namun sulit untuk merangkai menjadi kalimat utuh. 

Ciri lain dari keterlambatan membaca pada anak adalah saat mereka bisa berbicara, mengkombinasikan kata namun apa yang dibicarakannya sulit dipahami, masih berbicara dengan acak.

Ada juga anak yang bisa berbicara namun sulit menerjemahkan instruksi orang lain. 

Cara untuk mengatasi anak terlambat bicara

Orang tua jangan panik Jangan panik ketika menghadapi situasi seperti ini. Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah berkonsultasi pada dokter/psikolog anak. Mereka adalah orang yang kompeten, mereka bisa memberi saran dan melaksanakan tindakan medis seperti terapi, agar anak bicara seperti orang seumurannya.

Ajaklah anak untuk berkomunikasi, orang tua bisa menceritakan cerita anak, hobi, cuaca dan masih banyak lagi. Karena kemampuan bicara akan sendirinya terlatih, bila anak sering mendengar.

Anak perlu di ajak bersosialisasi, bertemu dengan teman sebayanya. Ini agar anak termotivasi, anak lebih leluasa berkomunikasi. Bersosialisasi membuat anak tidak merasa kesepian.

Ajarkan anak bicara dengan telaten, orang tua adalah guru pertama yang bisa memberikan waktu, kontinuitas, dan perhatian untuk anak. Ajarkan anak dengan nada yang fasih,  agar mereka bisa melihat gerak bibir dan intonasi yang tepat.

Gangguan keterlambatan bicara bukanlah sesuatu yang perlu dikhawatirkan, selama anak mendapat perlakuan yang tepat. Seiring umur, mereka semakin bisa berpikir dan mendengar, dan akhirnya bisa berbicara lancar.

Penulis : Habib Kurniawan
Editor : Arya WB
Dipublikasikan oleh : Arya WB
Saria Bakti

Seorang Blogger sejak 2015. Senang berbagi informasi yang dapat meningkatkan Imunitas Tubuh.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama