Mengenal Kecerdasan Majemuk Dari Sosok ROFIKIN “Si Bengal”

Mengenal Kecerdasan Majemuk Dari Sosok ROFIKIN “Si Bengal”
Ilustrasi : Anak Sedang Bermain

Oleh : Budi Iswanto, S.Pd (Guru PJOK SD PT Pasangkayu)

Rofikin, salah satu siswa dari SD PT Pasangkayu yang sekarang duduk di kelas 6 yang mempunyai badan kekar dan berkulit coklat tua. Siswa tersebut terlalu nakal. Dia juga menjadi jagoan di sekolahnya, sampai tidak ada siswa yang berani kepadanya. Tidak jarang temannya selalu dibikin kesal karena ulahnya, bahkan selalu ada yang menangis karena kejahilannya. 

Lemah Dalam Akademik

Ia tergolong anak yang selalu aktif dalam bergerak atau orang biasa menyebutnya hiperaktif. Di bidang akademisnya rofikin tergolong anak yang mempunyai peringkat papan bawah. Rofikin ternyata juga sudah menjadi anak yatim, dia hanya tinggal bersama ibunya dan kakaknya. Kakaknyalah yang menjadi kepala keluarga sepeninggal bapaknya.

Mengenal Kecerdasan Majemuk Dari Sosok ROFIKIN “Si Bengal”

Dari situ saya menjadi ingat bahwa anak nakal itu tidak selamanya bernasib buruk. Mungkin ada kelebihannya yang belum diketahui.

Seperti apa yang dikatakan oleh Howard Gardner, seorang psikologi yang terkenal dari Universitas Harvard,   bahwa sebenarnya kecerdasan yang dimiliki oleh tiap individu itu lebih dari satu macam atau lebih dikenal dengan nama  kecerdasan majemuk (multiple intelligence).

Kecerdasan majemuk itu sendiri meliputi bahasa (linguistic), musik (musical), logika-matematika (logical-mathematical), spasial (spatial), kinestetis-tubuh (bodily-kinesthetic), intrapersonal (intrapersonal), interpersonal (interpersonal), dan naturalis (naturalits).  Pada umumnya setiap orang memiliki kecerdasan-kecerdasan ini dalam hidupnya, hanya saja ada satu atau beberapa saja yang menonjol.

Jago Dalam Olahraga

Pada waktu rofikin duduk di kelas 4 SD saya sebagai guru olahraga pernah dibuat takjub oleh kemampuannya. Dia sangat jago dalam hal olahraga, seperti bulutangkis, bola voli, bola kaki, dll. Dan menjadi bingung ketika saya mau menempatkan di mana dia sesuai kemampuannya. 

Ketika itu saat saya mengadakan seleksi O2SN di sekolah, saya terpukau dengan kemampuannya. Pada saat seleksi untuk cabang bulutangkis rofikin mengalahkan teman-temannya, bahkan ada anak kelas 6 yang paling bagus juga dia kalahkan. Secara otomatis dia langsung saya tunjuk untuk mewakili SD PT Pasangkayu mengikuti lomba O2SN cabang bulutangkis.

Selama 3 bulan, dia saya latih dengan disiplin. Waktu lomba telah tiba, saat seleksi di kecamatan dia menang dan menjadi juara 1, lalu bertanding antar kabupaten. Di kabupaten Rofikin menjadi juara 1 lagi dan berhak mewakili kabupaten untuk bertanding di tingkat provinsi. Sayangnya ketika bertanding di Provinsi dia gagal, dan sampai di situ perjuangannya. Sebagai guru saya menjadi sangat bangga dengan rofikin.

Berbakat Dalam Musik & Berjiwa Pemimpin

Saya juga menemukan bakat terpendam rofikin lainnya dalam hal bermain musik. Ketika itu pada saat duduk di kelas 4 SD dia juga sudah bisa bermain gitar, bahkan ketika ada acara perkemahan perjusami dia tampil di panggung untuk mengiringi temannya bernyanyi dengan menggunakan gitar.

Bakat terpendam lainnya yaitu dia mempunyai rasa percaya diri yang tinggi dan tidak minderan. Dia mempunyai jiwa kepemimpinan yang tinggi dengan di buktikannya selalu menjadi geng di sekolah, menjadi ketua kelas, menjadi pemimpin upacara, menjadi pemimpin regu dalam pramuka, dll.

Kesimpulan

Dari cerita di atas dapat diketahui bahwa orang yang sukses dan berhasil itu tidak selamanya di bidang akademisnya saja namun bidang non akademis juga bisa menjadi sukses. Kadang seseorang itu menganggap kalau tidak dapat rangking di kelas maka di anggap bodoh.

Kita justru melupakan bahwa penilaian itu tidak selamanya dilihat pada aspek kognitif saja. Namun aspek psikomotorik dan afektif juga harus kita perhatikan. Bahkan ada anak yang sering mengikuti lomba seperti olahraga tidak dianggap pintar karena tidak dapat rangking di kelasnya.

Setiap anak itu spesial, tidak ada anak yang bodoh, yang ada hanya kita semua sebagai pendidik belum mengetahui dan menemukan apa bakat dan kecerdasan dari seorang anak. Maka dari itu kita sebagai guru harus menerima siswa apa adanya, tanpa melihat kekurangannya, dan menganggap semua siswa itu diciptakan sama, dan kita harus selalu berusaha untuk menjadikan yang terbaik untuk mereka, karena setiap anak itu luar biasa.

Sebagai guru saya sangat bangga dengan kemampuan yang dimiliki Rofikin. Mudah-mudahan rofikin kelak menjadi orang yang berhasil dan sukses di masa mendatang. 
Amin ……………

Gambar : Free-Photos dari Pixabay

Penulis : Budi Iswanto (Guru PJOK SD PT Pasangkayu)
Editor : Arya WB
Dipublikasikan oleh : Arya WB
Saria Bakti

Seorang Blogger sejak 2015. Senang berbagi informasi yang dapat meningkatkan Imunitas Tubuh.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama